Search this Blog

Rabu, 02 Maret 2011

Albert Anselmi and John Scalise


Albert Anselmi dan John Scalise melarikan diri ke Chicago dari kampung halaman mereka di Marsala saat mereka terkena tuduhan melakukan pembunuhan. Di Chicago mereka bergabungdengan Genna Gang di distrik Little Italy. Kedua algojo tukang tembak tersebut berkoar bahwa mereka datang ke Amerika untuk meraup uang masing-masing $1,000,000 dan akan pulang ke kampung halaman mereka sebagai orang kaya, kemudian mereka akan menyogok para hakim agar mereka dapat lolos dari tuduhan pembunuhan yg ditujukan pada mereka. Genna Gang membayar mereka dengan baik untuk aksi-aksi pembunuhan yang mereka lakukan. Aksi-aksi mereka lalu menjadi bahan pembicaraan di kalangan dunia bawah tanah. Sebuah cerita mengatakan bahwa salah seorang korban mereka meminta pengampunan dengan mengangkat kedua tangannya dalam posisi seperti orang berdoa, namun Anselmi dan Scalise menembak kedua tangannya itu sebelum menembak kepalanya.
Anselmi dan Scalise meng-impor banyak tekhnik membunuh mereka dari Italia. Salah satunya adalah dengan mengoleskan bawang putih ke permukaan peluru sebelum mereka menggunakannya. Teorinya adalah, jika peluru tersebut tidak dapat membunuh si korban, maka luka yang terinfeksi bawang putih tersebut akan membunuhnya. Mereka juga memperkenalkan tekhnik “jabatan tangan” yang telah sukses membunuh boss mafia keturunan Irlandia, Dion O’Banion. Anselmi yang tenaganya lebih kuat akan menawarkan jabatan tangan persahabatan dan akan menahan tangan si korban bagaikan cengkraman baja agar si korban tidak sempat meraih senjatanya. Kemudian Scalise akan menembak si korban di wajahnya. Namun, tidaklah biasa bagi mereka berdua meng-eksekusi korban di tengah keramaian tanpa mempedulikan orang-orang sekitar yang tidak bersalah.
Anselmi dan Scalise akhirnya membelot dari Genna Gang saat mereka mendapat perintah untuk membunuh Al Capone. Mereka menyadari bahwa meskipun mereka berhasil membunuh Al Capone, anak buah Capone pasti akan mengejar-ngejar mereka untuk melakukan pembalasan. Jadi mereka pergi ke geng Capone untuk menawarkan jasa mereka kepadanya, bekerja kepada geng Capone (The Chicago Outfit). Capone menerima mereka tanpa sepengetahuan Genna Gang. Mereka berdua-lah yang kemudian bertanggung jawab atas jebakan yang membuat bersaudara Genna saling membunuh satu sama lain.
Kemudian di tahun 1920-an, sebuah perjanjian damai hampir tercapai dengan geng O’Banion yang kepemimpinannya telah dipegang Hymie Weiss. Namun kesepakatan akhirnya berantakan saat Weiss meminta Capone bertanggung jawab atas perbuatan anggotanya (Anselmi dan Scalise) yang telah membunuh pemimpin terdahulu mereka, Dion O’Banion. Capone, yang selalu jujur dan setia kepada anggotanya, menolak menyerahkan Anselmi dan Scalise dengan berkata: “Saya tidak akan melakukannya untuk anjing kuning seperti kalian!” ("I wouldn't do that to a yellow dog!").
Pasangan pembunuh tersebut akhirnya terbunuh di tangan Capone sendiri. Capone melakukannya karena dia telah memperoleh bukti kuat bahwa Anselmi dan Scalise bersama Joe Giunta akan melakukan konspirasi dengan boss mafia lainnya Joe Aiello, untuk membunuh Al Capone dan mengambil alih kekuasaan The Chicago Outfit. Capone sebenarnya telah mendengar desas-desus tersebut, namun dia kaget saat mengetahui bahwa kedua pembunuh andalannya ikut terlibat dengan konspirasi tersebut. Apalagi dia telah melindungi keduanya saat Weiss meminta pertanggung jawaban atas pembunuhan O’Banion. Frankie Rio, andalan lain dari geng Capone, menawarkan sebuah rencana kepada Capone untuk membuktikan konspirasi tersebut. Rio dan Capone akan pura-pura bertengkar hebat di depan para saksi. Rio bahkan memukul wajah Capone. Esoknya, Scalise dan Anselmi mendekati Rio dan menawarkannya untuk bergabung bersama mereka dalam rencana membunuh Capone. Rio menghabiskan beberapa hari bersama Anselmi dan Scalise dan saat dia telah mendapatkan semua detail rencananya, dia kembali untuk melapor kepada Capone. Pada 7 Mei 1929, Capone mengadakan sebuah makan malam bersama Scalise, Anselmi dan Guinta. Selama makan malam tersebut, Capone menuduh para tamu makan malamnya bahwa mereka telah membuat sebuah rencana untuk membunuh dirinya. Tanpa banyak basa-basi lagi, Capone menembak kepala Scalise dan Guinta. Saat Capone tiba pada giliran Anselmi, Anselmi memohon ampun kepada Capone dan berkata bahwa semuanya itu rencana Scalise dan Guinta, dan dia tidak tahu apa-apa. Capone memotong kata-katanya dengan sebuah tembakan. Capone telah membunuh mereka bertiga untuk alasan yang tepat.

Sumber : http://nibiru.blogdetik.com/2009/07/07/tokoh-tokoh-legendaris-mafia-italia-di-amerika-serikat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar