Selintas gambar pesawat terbang di samping ini mirip dengan salah satu bomber siluman milik AS yang dikembangkan pada decade 1980an dibawah proyek militer rahasia Black Project. Tidak banyak yang mengetahui bahwa pesawat terbang dengan tekhnologi siluman (stealth) seperti itu sebenarnya sudah dikembangkan oleh Jerman pada masa Perang Dunia II. Pesawat terbang yang tampak pada gambar tersebut adalah salah satu contohnya. Sebuah bomber siluman yang sudah dikembangkan sejak tahun 1936 oleh Walter Horten dan Reimar Horten. Pesawat terbang jenis ini dikenal dengan sebutan Sayap Terbang (Flying Wing) karena sebagian besar tubuh pesawat memang berupa sayap, tidak seperti pada bentuk pesawat terbang konvensional.
Sejak berusia belasan tahun Horten bersaudara sudah akrab dengan dunia penerbangan. Mereka berdua sudah sejak lama mengagumi konsep sayap delta yang dibuat oleh Dr. Alexander Lippisch. Pada saat masih berusia remaja, Horten bersaudara telah berhasil menerbangkan pesawat layang buatannya sendiri di tahun 1933.
Pada tahun 1943, angkatan udara Jerman (Nazi) memerintahkan misi pembuatan pesawat terbang bomber yang mampu mengangkut 1.000 kilogram bom, bisa terbang sejauh 1.000 kilo meter, dan dapat mencapai kecepatan 1.000 kilo meter per jam. Misi ini dikenal dengan sebutan 3 x 1000 Project. Dan pesawat terbang rancangan Horten bersaudara yang dianggap paling sesuai untuk proyek tersebut. Maka pada Februari 1944 telah dibuat prototype pertama yang dinamakan Horten IX V1 di Goppingen. Prototipe terbang tersebut bisa diselesaikan dalam waktu enam bulan. Sebuah pesawat terbang yang terbuat dari kayu.
Setelah versi V1, dilanjutkan pembuatan prototype versi V2. Kali ini pesawat sudah menggunakan mesin turbojet sesuai dengan kebutuhan proyek. V2 diuji coba terbang pada tanggal 2 Februari 1945 di Oranienburg. Menurut laporan, V2 bisa dikendalikan dengan baik. Tapi masih terdapat gangguan ketidak stabilan lateral. Bahkan sampai sekarang pun gangguan pada bagian ini umumnya sudah menjadi cirri khas pada pesawat terbang dengan type flying wing. Dan dua bulan kemudian pada uji terbang yang ketiga, prototype V2 mengalami musibah. Pesawat tidak dapat dikendalikan karena telah kehilangan kecepatan. Erwin Ziller, sang pilot tewas seketika saat pesawatnya hancur berkeping-keping.
Setelah musibah itu, prototype V2 yang masih tersisa dipindahkan ke Gothaer Waggonfabrik (Gotha) di Friedrichsrode. Pada Maret 1945 mulai dibangun prototype seri ketiga, 229 V3. Versi ini merupakan modifikasi yang memiliki ukuran lebih besar dibanding generasi sebelumnya. Baik pada dimensi ukuran, kapasitas mesin, maupun bahan pembentuk badan pesawat yang sudah menggunakan baja. Pesawat tempur ini hampir selesai pembuatannya saat pasukan sekutu berhasil menyerbu Jerman dan mengambil alih Gothaer Waggonfabrik beserta semua asetnya. Selanjutnya prototipe 229 V3 dibawa ke AS untuk dipelajari lebih lanjut. Gambar-gambar prototype 229 V3 ini diambil dari NASM's Paul E. Garber Restoration di Silver Hill, Maryland – AS.
Memang menakjubkan sekali prestasi yang sudah dihasilkan Jerman dalam memproduksi peralatan perang pada masa PD-II lalu. Bahkan kabarnya mereka juga sudah membuat pesawat tempur dengan konsep spektakuler yang dapat Anda baca tulisannya disini. Dan beberapa model pesawat tempur canggih dengan desain futuristik buatan mereka pada masa itu dapat dilihat pada situs www.luft46.com. Beruntung sebagian besar peralatan tempur tersebut belum sempat digunakan Nazi pada perang dunia kedua. Jika tidak, maka jalannya sejarah dunia tidak akan seperti yang terjadi sekarang ini.
Sumber: http://www.tiket-penerbangan.com/2010/05/pesawat-siluman-nazi-pada-perang-dunia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar