Search this Blog

Rabu, 12 Maret 2014

Apakah Tuhan Menyediakan Jodoh Untuk Setiap Orang?

Sebelum menikah atau memiliki pasangan hidup kita sering mendengar bahwa kita tidak perlu khawatir sebab Tuhan telah sediakan jodoh yang terbaik untuk setiap kita,
Sebelum menikah atau memiliki pasangan hidup kita sering mendengar bahwa kita tidak perlu khawatir sebab Tuhan telah sediakan jodoh yang terbaik untuk setiap kita, namun pada kenyataanya ada beberapa orang yang tidak menikah sampai akhir hayatnya.

Menurut Kamu, Apakah Tuhan menyediakan jodoh untuk setiap orang ato tidak? dan apa alasannya?


“Jodoh ditangan Tuhan” merupakan ungkapan umum dan diakui dikalangan masyarakat luas. Namun jika dikaji lebih dalam, benarkah secara otoriter Tuhan sudah mentakdirkan jodoh seseorang? Mungkin dapat dipahami bahwa kalimat “jodoh ditangan Tuhan” merupakan ungkapan warisan atau ucapan latah yang turun menurun diwariskan sebagai tradisi yang sudah sangat membudaya ditengah masyarakat. Allah yang adil dan berkuasa bukanlah tipe pribadi yang memaksakan kehendakNya dengan sewenang-wenang menggunakan otoritasnya untuk memaksakan seseorang mengikuti perintahNya. Jika persoalan jodoh Ia tetapkan menurut kemauanNya sendiri maka dapat dipastikan manusia kehilangan hak istimewanya sebagai pribadi yang memiliki kehendak bebas.
Perlu menjadi renungan banyak orang-orang atheis yang menikah diluar Tuhan hidup mereka baik-baik, perkawinan mereka cocok, turun temurun bahkan orang-orang punya ajaran sesat, bidat dan ngawur menikah tanpa campur tangan Tuhan mereka bisa membangun rumah tangga mereka baik-baik. Apakah jodoh mereka di tangan Tuhan? bukan sama sekali jodoh mereka adalah pilihan mereka sendiri tanpa doa dan sederetan ritual keagamaan bahkan diantaranya tidak ada yang memiliki kepekaan sama sekali!

Dapat dipastikan bahwa Tuhan tidak memberangus hak azasi manusia dari sejak zaman Adam sampai kapanpun. Manusia bukanlah robot yang bisa digerakkan dengan remote kontrol tetapi sebagai makluk ciptaan yang paling mulia bahkan memiliki posisi hampir seperti Allah sendiri. Sekalipun Allah mengetahui babak terakhir dari kisah hidup seseorang tetapi Ia tidak menggerakkan orang tersebut seperti seorang dalang yang memainkan wayang kulitnya. Allah bukanlah suatu pribadi yang memiliki ambisi memaksakan kehendakNya agar semua makluk menuruti kemauanNya. Jika memang Allah mentakdirkan jodoh manusia, maka kita perlu pertanyakan model apakah Dia?
Kehendak bebas manusia bukan saja menentukan pilihan yang baik dan yang jahat tetapi juga menyangkut masalah jodoh sebagai teman hidup. Manusia dapat memilih yang terbaik dan sempurna menurut anggapannya sendiri sekalipun bukan menurut standarnya Tuhan. Manusia memiliki kehendak bebas memilih siapapun, dan terkadang memiliki kecenderungan memiliki lebih dari satu pilihan. Setiap pilihan atau keputusan mengandung resiko positip dan negatif. Jika manusia salah memilih jodoh maka ia harus berani menanggung akibatnya. Sebaliknya pilihan yang terbaik yagn sesuai dengan patronnya Allah akan menerima kebahagiaan di bumi seperti di dalam sorga!

Namun harus diakui bahwa Tuhan menentukan diriNya sendiri sebagai kekasih jiwa orang percaya. Setiap anak Tuhan sudah dijodohkan dengan kekasih jiwanya dengan Kristus Yesus dalam perkawinan Anak domba Allah (2 Kor 11:2). Tidak ada perkawinan dibumi yang bahagia dibanding perkawinan Anak domba Allah. Sorga tidak ada sangkut pautnya dengan jodoh dibumi tetapi jodoh yang Allah sudah tentukan yakni Anak Domba Allah sendiri. Sebab tidak mungkin di sorga nanti seseorang masih memiliki predikat suami untuk istrinya disorga sebab manusia sudah hidup seperti malaikat di sorga. Markus 12:25 menyatakan bawah “Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak di kawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga”.

Disain Allah

Walaupun jodoh bukanlah ditangan Tuhan tetapi Ia ikut campur tangan untuk memimpin manusia dalam menentukan pilihan yang terbaik. Jika Tuhan campur tangan dalam persoalan yang satu ini maka Ia memiliki kepentingan khusus terhadap orang pilihanNya. Satu-satunya orang yang jodohnya sudah ditentukan oleh Tuhan sendiri adalah Adam selain itu tidak ada. Ketika Allah membawa seorang wanita kepada Adam maka tidak ada pilihan lain, Adam tidak dapat menolak pemberian Allah. Adam tidak perlu ditanya model apakah wanita yang menurut seleranya. Tanpa “pesanan” model wanita yang diingini oleh Adam Allah menciptakan jodoh terbaik. Adam tidak tahu dari mana jodohnya tersebut sebelum Tuhan memberitahukan kepadanya darimana ia berasal sebab ketika wanita pertama didisain oleh Allah, Adam berada dalam posisi tidur nyenyak. Kejadian 2:21-22 menyatakan Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. Nyenyak dalam bahasa Ibrinya tardemah dibaca tar-day-maw' yang memiliki arti tidak sadarkan diri (trance) King James menterjemahkan dengan kata deep sleep.

Setiap orang harus mencari jodoh dengan caranya masing-masing. Harus dimengerti tidak ada orang yang dibisikkan oleh Tuhan nama dan alamat calon jodohnya, kecuali orang-orang tertentu yang memang ditentukan untuk itu. Mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh berada dalam rel nya Tuhan yaitu orang yang berjalan bersama Roh Kudus, peka dan berjalan dalam hadiratNya senantiasa.

Cara kerja Allah

Tuhan memiliki kepentingan dalam pernikahan anak-anakNya. Tujuannya agar pernikahan orang percaya memiliki kebahagiaan yang prima. Ia memasang rambu-rambu dalam memilih jodoh, melanggarnya itu berarti malapetaka.

Setiap orang harus memahami bahwa dirinyalah yang berusaha menentukan pasangan hidupnya, tentu yang sesuai sesuai dengan kehendak Tuhan. Adapun acuannya adalah Firman Allah. Seseorang tidak bisa berdiam diri hanya berdoa tanpa menjaga penampilan dan menunggu Tuhan mengirimkan jodohnya. Orang perlu bergaul, berdandan dan memiliki rasa simpati terhadap lawan jenisnya. Jika seorang bergaul dalam lingkungan gereja dengan benar maka dapat dipastikan ia akan memperoleh jodohnya dari dalam gereja tersebut. Sedangkan jika seseorang bergaul dengan orang dunia maka ia akan memperoleh dari sumber dunia juga!

Kepastian akan jodoh yang dari Tuhan itu akan terungkap jika seseorang berada dalam kehendakNya. Allah memang tahu tetapi takdirnya atau lebih tepat rencanaNya semula Allah sanggup menuntun kepada seseorang untuk menemukan jodohnya yang sesuai dengan kriteria Illahi. Untuk hal ini seseorang harus berusaha hidup bergaul erat dengan Tuhan, sampai ia benar-benar yakin akan pasangannya. Keaktifan ini juga menjauhkan kesalahan yang fatal dalam perceraian kelak, sebab pemilihan yang dilandasi ‘konfirmasi yang akurat dengan Firman Tuhan akan mendatangkan sukacita dalam perkawinan.

Setiap orang harus menyadari bahwa pemutusan pertunangan memiliki penderitaan ringan dibanding perceraian yang menyakitkan! Bila seseorang menikah dengan cara dan pilihannya sendiri tanpa konfirmasi dari Tuhan maka dapat dipastikan ia akan mengalami penderitaan “neraka dalam rumah tangga”. Namun bagaimana bagi mereka yang sudah terlanjur menikah dan serasa bukan jodohnya? Apakah orang tersebut harus menceraikan isterinya dan berkelana mencari jodohnya yang sebenarnya? Tidak demikian! Allah sanggup memberikan keharmonisan rumah tangga, sehingga rumah tangga seseorang merasakan bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Tidak semua pernikahan yang awalnya yakin bahwa mereka merupakan pasangan yang tepat, akan selalu berada dalam atmosfer kebahagiaan. Sebab pernikahan bukan dilahirkan begitu saja, tetapi dikerjakan, diusahakan, perlu penyesuaian diri dan perjuangan.

Setiap orang harus juga menyadari bahwa perkawinan bukan saja menyangkut hubungan sex saja tetapi menyangkut berbagai macam aspek yang perlu dicukupi. Seseorang tidak hanya harus dipuaskan di bidang biologis tetapi juga dibidang yang lain, baik ekonomi, jiwani, komunikasi, dll. Jika seseorang hanya terfokus kepada satu sisi saja, dan mengabaikan yang lain, maka perkawinan akan mengalami kegagalan. Jika seseorang terfokus soal ekonomi, maka jika ia mengalami kemiskinan maka ia akan mengatakan gagal total. Dalam memilih jodoh seseorang perlu menyadari betapa ia harus memperhatikan berbagai macam segi. Cinta itu tidak buta tetapi justru harus membuka mata lebar-lebar.

Hikmat yang dimiliki Salomopun tidak menjamin ia berhasil dalam perkawinannya. Salomo mengarahkan hatinya hanya kepuasan lahiriah “sex’ saja sehingga masa tuanya ia memiliki kesimpulan bahwa apa yang ia raih selama ini segala sesuatunya sia-sia. Salomo tidak dapat berbuat banyak untuk Tuhannya ketika istri-istri yang ada disampingnya menjerat dengan berbagai macam dewa-dewi sesembahan mereka. Tetapi setiap anak Tuhan memiliki hikmat yang lebih dari Salomo yakni Roh Kudus yang mampu menghantarkan seseorang untuk memperoleh yang terbaik yang Tuhan siapkan demi rencanaNya!


sumber: http://iwansisil.blogspot.com/2009/10/apakah-tuhan-menyediakan-jodoh-untuk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar