teroris. teroris. terorisme. terorisme. saya ulang ulang kata itu seolah bisa dengan mudah dipahami. terorisme, secara global, adalah topik sensitif untuk dikaji. pada kasus catatan ini adalah terorisme yang sedang merebak saat ini: ya, terorisme berlatar belakang fundamental tertentu, fundamental yang melatari organisasi teroris sekaliber Al-Qaeda dan sejenisnya.
yuk mari…
jadi hal yang dikeluhkan disini adalah tentang keberhakkan setiap jiwa manusia untuk menjalankan hidup dan keamanan dunia yang terancam-bumi ini terlalu indah untuk dijadikan medan perang.
terorisme fundamenal islam garis keras lebih seperti bentuk suatu protes, protes salah yang tergambar sebagai anarki terhadap hal yang dianggap sebagai ketidak adilan atau malah bentuk kesintingan para penikmat kekacauan saja. terorisme yang ini secara umum/mayoritas terlatari oleh kejengkelan karena hidup “dibawah kontrol”, AS-Inggris-Pernacis-Italia lah dalam kasus ini yang sering disebut sebagai pihak utama yang bertanggung jawab. sedikit janggal memang jika melihat Amerika Serikat dkk ikut berupaya dalam membina situasi di Timur Tengah, tapi bagaimana lagi, AS adalah negara adidaya, AS beserta sekutu kesayangannya merasa terpanggil untuk hal semacam itu, tapi label Juru Damai belum tepat untuk pihak AS dkk jika melihat kesalahan kesalahannya yang tercatat dan unsur arogansi yang begitu kental. tapi saya akui, mereka berkontribusi. dengan mereka (AS dkk beserta organisasi perdamaian koalisi seperti PBB-NATO) disana, situasi terbilang lumayan kacau-setidaknya secara bertahap terkendali. tapi tanpa mereka disana, akan lebih kacau lagi! meskipun ada juga yang terlatar belakangi oleh rasa permusuhan yang turun temurun terhadap pihak tertentu sejak jaman dulu.
ini yang terpenting: tiga kata. Pemerintah. Telah. Bekerja., dikhususkan untuk pemerintah negara negara islam yang sedang dalam krisis perdamaian (Afganistan, Irak, Palestina, dan Libanon). negara negara islam ini memiliki pemerintah resmi yang terhormat, mereka sama sama menganut kepercayaan islam. negara negara islam yang disebut tadi jelas memiliki sistem pertahanan militer yang terorganisir layaknya AS, Inggris, Jepang, Indonesia, dst.., akibatnya yang terjadi adalah kesamaran perbedaan antara terorisme dan perjuangan bangsa! padahal jelas jelas mereka adalah teroris. sebut saja Al Qaeda-karena terkenal paling mengancam dan ibu dari segala grup grup lainnya-, beserta anak anaknya seperti Al Qo’idah Indonesia jelas merupakan grup terorisme, mereka adalah organisasi INDEPENDEN anarki yang main hakim sendiri terhadap target acak-prinsipnya: yang penting mereka (masyarakat sipil) yang dari komunitas Barat. padahal tak satupun pemerintah negara negara islam di bumi ini secara eksklusif memberi komando kepada mereka (teroris). mereka murni independen tapi bertindak layaknya bangsa yang berjuang padahal mereka sebenarnya adalah pelarian yang bersembunyi sekaligus menyamar!
berikut adalah kelompok kelompok yang memainkan aksi teror yang lebih tersamar, yaitu: Hamas & Al Syahid di Palestina, Taliban di Afganistan dan berbagai grup grup kecil lainnya. ya, grup ini secara tidak langsung bermain teror dalam setiap rapat tersembunyi mereka. mereka melakukan gerakan revolusi yang salah.
faktanya, di dalam teritori negara negara Timur Tengah krisis yang disebutkan tadi (Afganistan, Irak, Palestina, dan Libanon), serangan serangan dalam bentuk bom bunuh diri hampir setiap hari terjadi sebagian besar hanya karena alasan yang tidak relevan-misalnya, bentuk penyangkalan terhadap kelompok muslim minoritas. kategori target teroris bertambah, dari para masyarakat sipil komunitas Barat, ditambah dengan masyarakat sipil komunitas muslim itu sendiri. ini jelas jelas mencipatakan satu kata dalam huruf besar: WOW.
keanehan tidak sampai itu saja dalam dunia terorisme. para teroris ini dengan bangga dan percaya diri melakukan aksi aksi biadabnya atas dasar perintah yang dianggap “suci” dan janji akan alam bahagia ketika mati. hasilnya? mereka semakin gencar melakukan serangan serangan bom bunuh diri, semakin mudah mendapat kandidat pengebom bunuh diri. sebagian besar kandidat kandidat ini adalah orang luar grup teror tersebut, tentu saja, karena mereka dipersiapkan untuk mati.
merupakan proses yang gampang gampang susah mempengaruhi kandidat untuk melakukan serangan bom bunuh diri, diawali dengan proses pencucian otak yang teramat intim, mengutip potongan potongan ayat kitab suci yang diplintir sedemikian rupa agar terdengar rasional sebagai “license to kill”. padahal tak ada satupun agama membenarkan segala bentuk bunuh diri apalagi dibarengi dengan pembunuhan massal.
jadi sangat disayangkan jika satu kepercayaan tertentu jadi terhujat karena oknum oknum bermoral teroris ini, padahal saya yakin masih ada bahkan lebih banyak orang orang dengan kepercayaan yang sama yang lebih tertata pemikirannya. penghayatan pada kitab suci seperti yang diserukan para teroris faktanya merupakan bentuk kelengahan dan kefanatikan yang disertai kebengisan. saya tentu membela seluruh umat manusia beserta nuraninya yang masih hidup, saya berduka kepada para individu “polos” yang telah mati akibat terorisme dan saya kasihan terhadap teroris-dikhususkan kepada pelaku bom bunuh diri, karena mereka juga individu “polos” korban pendoktrinan sesat dari para iblis berwujud manusia.
akhirnya, sampai kapan ide teroris akan terus perlahan besifat menular? tentu saja sampai masyarakat menganggap itu sebagai ide kuno. ide yang tidak berguna.
sumber: http://manusiakendi.wordpress.com/2009/10/17/terorisme-seperti-mengupas-buah-berdiamter-10-ribu-cm/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar